“Rahasia..Resep..Dedikasi”
Di setiap Iga Panggang Panglima®️ yang tersaji di meja pelanggan, ada RAHASIA yang lebih dari sekadar resep dan bumbu. Ada dedikasi. Ada cinta. Ada pemilik yang tidak hanya berdiri di balik layar, tapi hadir di tengah-tengah crew dan pelanggan. Membentuk Iga Panggang Panglima®️ dari ketekunan, dan komitmen yang tak pernah padam.
Sebagai pemilik, saya memang tidak selalu berada di dapur atau lantai resto. Tapi jika sedang berada disana, pintu kantor saya selalu terbuka untuk siapa pun dari crew yang ingin berbicara, berdiskusi, atau sekadar berbagi cerita. Bagi saya, kehadiran itu penting — bukan untuk mengontrol, tapi untuk menunjukkan bahwa saya benar-benar ada dan siap mendengarkan. Crew saya tahu, mereka tidak pernah sendiri. Saya selalu menjadi support system mereka setiap saat. Saya tahu mereka bukan hanya bekerja — mereka mengandalkan tempat ini untuk menghidupi keluarga mereka. Karena itu, saya pastikan setiap dari mereka didengarkan, dan dilibatkan. Kami tidak hanya memberikan upah yang layak, tapi juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan suportif. Saya ajak mereka diskusi, kami makan bersama, tertawa bersama, dan mereka paham saat masa sulit.
Saya ingin setiap karyawan merasa punya tempat untuk berkembang. Karena kalau mereka bahagia, pelanggan pasti ikut merasakannya. Saya juga selalu memastikan bahwa para crew merasa dihargai. Mereka adalah keluarga besar IPP®️. Tanpa mereka, restoran ini tidak bisa berjalan dengan maximal begitu pula jika tidak adanya owner yang memanusiakan manusia. Kenyamanan mereka tercermin dalam cara mereka berkerja manjadikan ini sebagai ‘self belonging’, dalam cara mereka menyajikan makanan, dan dalam cara merawat tempat ini.
Saya percaya bahwa pelanggan tidak hanya datang untuk makan, mereka datang untuk merasakan suasana. Untuk merasakan bahwa they served well. Dan itu hanya bisa dirasakan jika pemiliknya juga terlibat langsung, menyatu dengan ritme.
“Iga Panggang Panglima®️ : Menjaga Rasa, Menjaga Warisan”
Sejak pertama kali kami membuka pintu di tahun 2004, komitmen kami terhadap rasa dan kualitas tidak pernah berubah. Kami tidak mengikuti tren. Kami tidak tergoda untuk “meng-upgrade” rasa hanya demi viralitas. Kami tetap setia pada rasa asli yang menjadi favorit warga Jakarta Selatan. Dan konsistensi itu pula yang menjadi tanggung jawab Kemba Dinova sebagai putra tunggal dari kedua founder dan owner penerus dari legacy Iga Panggang Panglima®️ di era nya sekarang dan masa yang akan datang. Karena sejak awal kami-founder ciptakan Iga Panggang Panglima®️ adalah sebagai legacy untuk Kemba.
Resep iga panggang kami adalah hasil racikan bertahun-tahun, penuh eksperimen, revisi, dan kecintaan terhadap detail. Bumbu kami tidak datang dari pabrik besar, tapi dari racikan harian yang kami jaga seperti warisan. Daging yang kami pilih adalah yang terbaik, kami olah dengan teknik slow-cook agar empuknya terasa sampai ke tulang. Tidak ada jalan pintas di dapur kami. Setiap piring disiapkan dengan tangan dan hati.
Pelanggan kami, baik yang datang dari awal maupun yang baru mencoba, tahu satu hal: rasa di Iga Panggang Panglima®️ tidak pernah berubah. Inilah yang membuat mereka kembali — bukan karena promosi, tapi karena kejujuran rasa yang kami jaga.
“Lokasi Baru : Mungkin Tak Mewah, Tapi Penuh Kehangatan” Lokasi kami memang tidak berada di Mall besar atau spot premium Jakarta, kami berada di rumah yang terlihat sederhana tapi menawarkan sesuatu yang berbeda. Ruangannya mungkin tidak instagramable, tp pelanggan senang foto di photobooth kami. Pelanggan juga dapat menikmati iga sambil ngobrol, atau bahkan hanya duduk diam memandangi taman langsat yang kebetulan berhadapan dengan lokasi kami. Kami tidak menjual tempat, kami menghadirkan suasana. Suasana yang hangat’ karena homey dan nyaman’ karena ga harus dandan abeez.
Saya percaya, makanan enak tidak butuh panggung mewah. Ia butuh ruang yang jujur, tempat di mana rasa bisa bicara lebih keras dari dekorasi. Dan itulah yang ingin kami hadirkan di lokasi baru kami.
Kami menciptakan tempat ini untuk setiap pelanggan segala usia dan segmen, banyak pelanggan yang datang membawa anak-anak, orang tua, bahkan kakek-nenek mereka. Dan itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami.
Kami juga sangat terbuka terhadap kritik. Setiap komentar, baik yang disampaikan langsung atau lewat media sosial, akan saya baca dan tindaklanjuti. Karena yang kami kejar bukan sekadar pujian — tapi kepuasan yang nyata.
“Maju Bukan Karena Beruntung, Tapi Karena Konsisten”
Iga Panggang Panglima ®️ bukan bisnis yang instan. Kami tidak viral dalam semalam. Kami tumbuh pelan-pelan, dari mulut ke mulut, dari satu piring ke piring berikutnya. Dan kami masih terus tumbuh, karena kami tetap konsisten.
Kami tidak mengejar viralitas, kami mengejar keberlanjutan. Kami tidak mau jadi hebat hari ini lalu dilupakan besok. Kami ingin jadi tempat yang bisa kamu kunjungi sepuluh tahun dari sekarang dan masih bilang, “njiir’ rasanya masih sama, ya.”(versi anak sekarang😁)
Konsistensi inilah yang membuat kami bertahan. Di saat banyak tempat makan silih berganti, kami tetap berdiri — karena pelanggan tahu, setiap kali mereka datang ke Panglima, mereka akan pulang dengan rasa puas dan hati senang.
“Untuk Semua yang Hadir dan Mendukung Kami”
Sebagai pemilik, saya tidak pernah menganggap restoran ini hanya sebagai bisnis. Ini rumah kedua kami. Tempat di mana kami membangun harapan, menyalakan semangat, dan berbagi rasa dengan semua orang yang datang.
Terima kasih untuk setiap pelanggan yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar Panglima. Terima kasih juga untuk Pa’Ato, juga untuk semua crew saya yang luar biasa. Dan untuk kamu yang baru mau mencoba, datanglah ke Jalan Langsat No.6 Keb-Baru, Jak-Sel atau telp Admin 0821-2154-5911 untuk tanya kesediaan stok, karena kami sering tutup lebih awal karena sold out. Rasakan sendiri bagaimana rasa, suasana, dan hati berpadu di satu tempat.
Iga Panggang Panglima®️ bukan sekadar resto. Ini tempat kami menjaga warisan rasa, sehingga menjadikan kami Real BBQ-Real Good.

by :